Renungan

HIDUP DI DALAM KASIH

7  Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
8  Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
9  Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
10  Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
11  Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
(1Yohanes 2:7-11).

Ketika terang bersinar, secara otomatis gelap terusir pergi. Ketika terang Allah datang, maka kegelapan dosa semestinya tidak lagi bertakhta di dalam hati manusia (1Yohanes 2:8).

Sebagaimana ketaatan dan sikap kita terhadap dosa menjadi salah satu tanda kedekatan kita dengan Allah, begitu pula hubungan kita dengan sesama umat Allah. Mengasihi saudara seiman adalah bukti bahwa orang tinggal di dalam terang (1Yohanes 2:10). Mungkin saja kita memiliki pengalaman buruk dalam kebersamaan dengan saudara seiman. Mungkin kita pernah disakiti dan terluka oleh sikap mereka. Bahkan kita merasa luka itu terasa lebih sakit karena disebabkan oleh saudara seiman. Ini tidak mengherankan karena kita memang berharap lebih banyak dari saudara seiman. Maka muncullah pikiran dalam diri kita bahwa mengikut Yesus akan lebih mudah seandainya tidak menyangkut masalah hubungan dengan sesama Kristen. Apa pun yang menghalangi kita, perintah ini tetap berlaku! Jika saudara seiman tidak saling mengasihi, jangan katakan bahwa kasih Allah ada di dalam mereka! Mengasihi orang yang mengasihi kita, bukan perkara sulit. Kasih kita justru akan dibuktikan ketika kita mengasihi saudara seiman yang menimbulkan luka di dalam hati kita.

Lalu apa yang Alkitab katakan tentang orang yang membenci saudara seiman? Yaitu bahwa ia hidup dalam kegelapan ( 1Yohanes 2:9,11). Kegelapan membutakan mata hatinya sehingga ia tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap terhadap saudara seiman. Bila tidak ada sikap saling peduli, kita perlu mempertanyakan adanya kasih. Sebab kasih jelas akan terlihat melalui sikap saling menghargai, saling membangun, dsb.

Adalah mudah bagi kebanyakan orang untuk menempatkan "pelayanan" dan "hidup benar" di atas kasih kepada tubuh Kristus. Kita dapat melakukan segala sesuatu dan mempercayai segala kebenaran, tetapi jika kita tidak mengasihi saudara seiman maka semuanya sia-sia. Kita memang harus melayani dan kita memang harus hidup benar, tetapi kita harus melakukan semuanya di dalam kasih.

Hal pokok dalam upaya menghidupkan Kristus adalah dengan meneladani perkataan dan perbuatan-Nya. Semua perkataan dan perbuatan Kristus mendemonstrasikan kasih. Inilah yang diingatkan Yohanes kepada jemaat. Menghidupkan kasih adalah perintah baru. Perintah untuk saling mengasihi telah mereka dengar sejak mereka percaya pada Yesus (1Yohanes 2:7). Sejak mendengar Injil mereka telah didorong untuk mengasihi. Jika demikian, ini bukan perintah baru. Yohanes menyadari bahwa perintah mengasihi adalah perintah lama, namun disebut sebagai perintah baru dalam arti sebelumnya belum pernah terlihat. Yesus Kristus menunjukkan kasih kepada manusia. Demonstrasi kasih yang Yesus lakukan ketika Dia disalibkan belum pernah dilihat manusia. Demonstrasi kasih seperti ini benar-benar baru bagi manusia. Perintah kasih adalah baru karena terus menerus dihidupkan dalam setiap pengikut-Nya (1Yohanes 2:8).


Kasih menjadi kenyataan hidup yang belum pernah diwujudkan manusia sebelumnya. Oleh karena itu sepatutnyalah orang Kristen menghidupkan kasih Yesus di dalam perkataan dan perbuatannya setiap hari ( 1Yohanes 2:9-11). Hidup dalam kasih berakibat semakin pudarnya kegelapan karena terang semakin bercahaya. Kasih Kristus tidak pernah terbatas pada tembok-tembok gereja. Kasih Kristus harus diarahkan kepada semua manusia. 

Perumpamaan Sepuluh Gadis


1  "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2  Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
3  Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
4  sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
5  Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
6  Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
7  Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
8  Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
9  Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
10  Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
11  Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
12  Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
13  Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Matius 25:1-13.

1.  Mempelai laki-laki itu adalah Tuhan kita Yesus Kristus. Ia digambarkan seperti itu dalam Mazm 45, dalam Kidung Agung Salomo, dan sering juga dalam Perjanjian Baru. Semuanya ini berbicara mengenai kasih-Nya yang sedalam-dalamnya dan tiada bandingannya serta kovenan atau perjanjian-Nya yang setia dan tak tergoyahkan kepada tunangan-Nya, yaitu jemaat-Nya. Sekarang, orang-orang percaya dipertunangkan dengan Kristus (Hosea 2:19). Tetapi kekhidmatan perkawinan itu sendiri disimpan untuk disediakan nanti pada hari yang mulia itu, tatkala pengantin perempuan, istri Anak Domba itu, telah benar-benar siap sedia (Wahyu 19:7,9).

2. Gadis-gadis ini adalah orang-orang percaya, anggota jemaat. Tetapi, di sini mereka diumpamakan sebagai teman-temannya (Mazmur 45:14), di tempat lain dikatakan sebagai anak-anaknya (Yesaya 54:1), sebagai perhiasannya (Yesaya 49:18). Mereka yang mengikuti Anak Domba itu, dikatakan sama seperti perawan (Wahyu 14:4). Hal ini menunjukkan kecantikan dan kemurnian mereka, karena mereka akan dibawa sebagai perawan suci kepada Kristus (2Korintus 11:2). Mempelai laki-laki itu adalah seorang raja, sehingga para gadis ini menjadi hamba perempuan yang terhormat, dara-dara yang tak terbilang banyaknya (Kidung Agung 6:8). Namun, di sini jumlah mereka dikatakan sepuluh orang.

3. Tugas gadis-gadis ini adalah menyongsong kedatangan mempelai laki-laki, sebuah tugas yang sangat membahagiakan. Mereka datang untuk bersiap siaga melayani mempelai laki-laki itu ketika ia muncul, dan sementara itu mereka menunggu kedatangannya. Perhatikan sifat Kekristenan di sini.

Sebagai umat Kristen, kita mengaku bahwa kita adalah:

1.     Pelayan-pelayan yang siap melayani Kristus, menghormati-Nya sebagai mempelai laki-laki yang mulia, memuliakan nama-Nya dan mendatangkan puji-pujian bagi Dia, khususnya ketika Ia akan datang untuk dimuliakan dalam orang-orang kudus-Nya. Kita harus mengikuti-Nya sebagai pelayan-pelayan terhormat yang melayani tuan-tuan mereka (Yohanes 12:26). Meninggikan nama-Nya dan menyerukan pujian bagi Kristus yang Maha Mulia, inilah tugas kita.

2.     Orang-orang yang menanti-nantikan Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Sebagai umat Kristen, kita bukan hanya mengaku dan mencari Kristus, tetapi juga mengasihi dan merindukan kedatangan-Nya, serta bertingkah laku sepenuhnya sesuai dengan pengakuan kita itu. Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan pusat, tempat semua arah kehidupan beragama kita bertemu, dan padanya seluruh kehidupan ibadah kita selalu merujuk dan mengarah.

3.   Perhatian utama mereka adalah memiliki terang di tangan mereka ketika sedang melayani mempelai laki-laki itu. Dengan demikian mereka dapat menghormati dan melayani Dia. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah anak-anak terang. Injil adalah terang, dan mereka yang menerimanya tidak boleh hanya diterangi saja, tetapi ia juga harus bercahaya seperti bintang-bintang, harus berpegang padanya (Filipi 2:15-16). Inilah keadaan pada umumnya.

Sekarang, mengenai sepuluh gadis ini, dapat kita amati:

1.      Sifat mereka yang berbeda, dengan disertai bukti dan petunjuk mengenai hal itu.

a.    Sifat mereka adalah bahwa lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana (Matius 25:2). Dan, hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan, begitulah kata Salomo, seorang hakim yang cakap (Pengkhotbah 2:13). Perhatikanlah, di antara orang-orang yang memiliki pengakuan iman dan golongan kepercayaan yang sama pun sifat-sifat mereka bisa sangat berbeda dalam pandangan Allah. Orang-orang Kristen yang tulus adalah gadis-gadis yang bijaksana, sedangkan orang-orang munafik adalah gadis-gadis yang bodoh. Dalam perumpamaan lain, orang-orang ini diibaratkan seperti orang-orang bijaksana dan bodoh yang mendirikan rumah. Perhatikanlah, mereka memang benar-benar bijaksana atau bodoh dalam hal mengurus jiwa mereka. Agama yang sejati adalah kebijaksanaan yang sejati. Dosa merupakan kebodohan, khususnya dosa kemunafikan, karena orang-orang yang sungguh bodoh adalah mereka yang menganggap diri sendiri bijak, dan mereka ini sungguh para pendosa besar, karena berlaku seolah-olah orang jujur. Karena jumlah gadis yang bijaksana sama dengan gadis yang bodoh, beberapa orang mengamati betapa Kristus sangat tulus mengingini adanya keserasian, seolah-olah Ia berharap bahwa jumlah orang percaya yang sejati mendekati jumlah orang munafik, atau setidaknya Ia mau mengajar kita untuk mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang percaya sejati, bermurah hati dan penuh kasih memikirkan hal-hal yang baik bagi mereka. Dalam menilai diri sendiri, kita harus ingat bahwa sesaklah pintu dan sedikit orang yang mendapatinya, tetapi dalam menilai orang lain, kita harus ingat bahwa Pemimpin keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan.

b.     Bukti dari sifat ini bisa dilihat dalam hal yang sama yang dimintai dari mereka, dan dari hal inilah mereka dihakimi.

Pertama, kebodohan yang dilakukan gadis-gadis bodoh itu adalah, mereka membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak (Matius 25:3). Mereka hanya memiliki cukup minyak untuk membuat pelita mereka menyala sesaat, untuk berpura-pura menunjukkan bahwa seolah-olah mereka ingin menyongsong mempelai laki-laki, tetapi tidak memiliki minyak dalam buli-buli mereka sebagai cadangan untuk ditambahkan ke dalam pelita seandainya mempelai laki-laki itu tertunda kedatangannya. Seperti itulah orang-orang munafik itu.

1.  Mereka tidak mempunyai pegangan yang kokoh dalam hati mereka. Mereka memiliki pelita pengakuan di tangan mereka, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang sehat, sikap yang berakar dalam, dan ketetapan hati yang mantap di dalam hati mereka, yaitu hal-hal yang diperlukan untuk membawa mereka melewati pelayanan dan pencobaan zaman sekarang. Mereka bertindak di bawah pengaruh rangsangan dari luar yang tidak mengandung kehidupan rohani. Sama seperti seorang pedagang yang mulai berusaha tanpa memiliki persediaan barang dagang, atau seperti benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, sehingga tidak berakar.

2. Mereka tidak memiliki pertimbangan tentang apa yang akan terjadi dan juga tidak memikirkan masa depan. Mereka membawa pelita hanya untuk dipamerkan pada saat sekarang, tetapi tidak membawa minyak sebagai persediaan. Ketidakpedulian menjadi kehancuran banyak orang percaya. Semua perhatian mereka hanya tertuju untuk memuji diri sendiri di hadapan sesama yang sekarang berhubungan dengan mereka, dan bukan untuk membuat diri mereka berkenan di hadapan Kristus yang akan muncul di hadapan mereka dalam kekekalan. Seolah-olah segala sesuatu akan beres dan baik-baik saja nanti bila keadaan saat kini juga sudah beres. Katakan kepada mereka tentang hal-hal yang masih belum terlihat sekarang, maka Anda akan menjadi seperti Lot yang berbicara kepada bakal menantu laki-lakinya dan dipandang sebagai orang yang berolok-olok saja. Mereka tidak mengumpulkan untuk masa selanjutnya, seperti bangsa semut, juga tidak mengumpulkan untuk waktu yang akan datang (1Timotius 6:19).

Kedua, sifat bijak gadis-gadis yang bijaksana adalah bahwa mereka membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka (Matius 25:4). Mereka memiliki dasar pegangan yang baik di dalam hati mereka, yang akan memelihara dan menjaga pengakuan iman mereka.

1.     Hati adalah buli-buli, dan kita harus bijak untuk selalu memenuhinya, karena dari perbendaharaan hati yang baik akan keluar barang yang baik, tetapi jika akar-akar itu menjadi busuk, maka kuntumnya akan beterbangan seperti abu.

2.  Anugerah adalah minyak yang harus kita miliki di dalam buli-buli. Di dalam tabernakel selalu tersedia minyak yang dibuat untuk penerangan (Keluaran 35:14). Terang kita harus bercahaya di depan orang dalam wujud perbuatan baik. Tetapi hal itu tidak akan terjadi atau tidak akan berlangsung lama, kecuali terdapat dasar kokoh yang giat dan tertanam di dalam hati, yaitu iman di dalam Kristus serta kasih kepada Allah dan sesama kita. Dari situlah kita harus bertindak dalam segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan beragama kita, dengan pandangan yang tertuju pada apa yang ada di hadapan kita. Mereka yang membawa minyak dalam buli-buli mungkin memiliki anggapan bahwa mempelai laki-laki itu akan menunda kedatangannya. Perhatikanlah, dalam memandang ke depan, akan baik sekali bila kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk, menyimpan cukup persediaan untuk menghadapi masa yang panjang dan sulit. Tetapi ingatlah bahwa minyak yang membuat pelita itu tetap menyala haruslah diambil dari kandil Yesus Kristus, Sang Pohon Zaitun yang besar dan baik, melalui pipa-pipa emas peraturan, seperti yang digambarkan dalam penglihatan Zakharia itu (Zakharia 4:2,3,12), dan yang dijelaskan dalam Yohanes 1:16, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.

2.     Kesalahan semua gadis itu selama mempelai laki-laki terlambat datang: maka mengantuklah mereka semua lalu tertidur (Matius 25:5).

Perhatikan baik-baik di sini :

a.     Mempelai laki-laki menunda kedatangannya. Dengan perkataan lain, ia tidak segera datang seperti yang mereka harapkan. Apa yang kita cari sebagai kepastian, cenderung kita sangka sebagai sesuatu yang sudah sangat dekat. Pada zaman para rasul, banyak orang membayangkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, tetapi tidak demikian halnya. Bagi kita, Kristus tampaknya berlambat-lambat, tetapi sebenarnya Ia tidak akan bertangguh (Habakuk 2:3). Terdapat sejumlah alasan yang baik bagi penundaan mempelai laki-laki itu, antara lain, ada banyak rencana dan tujuan yang masih perlu diselesaikan, semua orang pilihan harus dipanggil, kesabaran Allah harus dinyatakan, kesabaran orang-orang kudus harus diuji, penuaian di bumi harus dimatangkan, dan begitu juga penuaian di sorga. Tetapi, walaupun Kristus menunda sampai melampaui waktu kita, Ia tidak akan menunda melampaui waktu yang sudah ditetapkan.

b.     Ketika Kristus lama tidak datang-datang juga, mereka yang menanti-nantikan Dia mulai menjadi ceroboh dan melupakan apa yang mereka nanti-nantikan. Mengantuklah mereka semua lalu tertidur, seolah-olah mereka menghentikan upaya mencari Dia, seperti yang dikatakan, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Mereka yang merasa pasti bahwa kedatangan-Nya itu bersifat tiba-tiba dan menemukan bahwa hal ini tidak terjadi, cenderung merasa tidak pasti lagi mengenai kedatangan-Nya. Gadis-gadis bijaksana itu mengantuk dan gadis-gadis yang bodoh tertidur, begitulah kata beberapa orang yang membedakan keadaan mereka. Namun, bagaimanapun, mereka semuanya bersalah. Gadis-gadis bijaksana itu tetap membiarkan lampu mereka menyala, tetapi mereka tidak berusaha membuat diri sendiri tetap terjaga. Perhatikanlah, ada terlampau banyak orang Kristen yang baik, ketika sudah lama menjalani pengakuan iman mereka, menjadi lengah dalam persiapan mereka menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka menghentikan sementara kepedulian mereka, mengurangi kerajinan mereka, karunia-karunia mereka tidak hidup seperti dahulu lagi, dan pekerjaan mereka juga tidak sempurna di hadapan Allah. Meskipun tidak semua kasih mereka hilang, tetapi kasih yang mula-mula telah ditinggalkan. Kalau untuk berjaga selama satu jam saja bersama Kristus sudah terasa berat bagi para murid, apalagi kalau berjaga untuk selama hidup kita. Aku tidur, kata mempelai perempuan, tetapi hatiku bangun. Perhatikan baik-baik:

Pertama, mereka mengantuk, kemudian mereka tertidur. Lihatlah, sedikit kecerobohan dan kelalaian bisa membuka jalan bagi kecerobohan dan kelalaian berikutnya. Mereka yang membiarkan diri mereka mengantuk, akan sangat sulit mencegah diri dari tertidur. Oleh karena itu, waspadailah awal kebusukan rohaniah; Perhatikanlah gejala-gejala awal penyakit. Orang-orang zaman dahulu pada umumnya mengartikan keadaan mengantuk dan tertidurnya gadis-gadis ini sebagai kematian mereka. Semua orang akan mati, baik yang mempunyai hikmat maupun yang bodoh dan dungu (Mazmur 49:10), sebelum hari penghakiman. Sebelum Mempelai Laki-laki datang, semua harus tidur, artinya, meninggal. Calvin juga berpendapat demikian. Tetapi saya berpendapat lebih baik jika hal ini kita pahami apa adanya seperti yang sudah dijelaskan di atas.

3.     Seruan yang mengejutkan mereka untuk melayani mempelai laki-laki (Matius 25:6), Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru : Mempelai datang!

Perhatikanlah :

a. Meskipun Kristus lama tidak datang-datang, akhirnya Ia akan datang juga. Meskipun Ia tampak lamban, Ia pasti datang. Kedatangan-Nya yang pertama juga terasa lama bagi mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel, tetapi ketika waktunya telah genap, Ia datang juga. Begitu juga kedatangan-Nya yang kedua kali, meskipun lama ditunda, hari itu tidak akan dilupakan. Musuh-musuh-Nya akan menderita kerugian karena mereka tidak mengenal arti kesabaran, sedangkan sahabat-sahabat-Nya akan menemukan penghiburan, sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu.

b.    Kedatangan Kristus akan terjadi pada tengah malam, ketika kita kurang mencari Dia, dan lebih suka beristirahat. Kedatangan-Nya untuk menolong dan menghibur umat-Nya sering terjadi tatkala tampaknya kebaikan sudah sangat jauh, sedangkan kedatangan-Nya untuk membuat perhitungan dengan musuh-musuh-Nya akan terjadi ketika mereka menganggap jauh hari malapetaka dari mereka. Pembunuhan anak-anak sulung di tanah Mesir dan penyelamatan bangsa Israel terjadi pada tengah malam (Keluaran 12:29). Kematian sering datang pada saat yang tidak disangka-sangka, jiwa orang bodoh itu diambil pada malam hari (Lukas 12:20). Kristus akan datang pada saat Ia berkenan, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Ia tidak akan memberi tahu kita waktunya, untuk mengajar kita agar tetap setia pada tugas-tugas kita.

c.     Ketika Kristus datang, kita harus menyongsong Dia. Sebagai umat-Nya kita harus mengikuti semua gerakan Tuhan Yesus, dan menjumpai Dia kapan pun dan di mana pun. Ketika Ia datang kepada kita pada saat kematian, kita harus keluar dari tubuh kita, keluar dari dunia ini, untuk menyongsong Dia dengan penuh kasih sayang dan jiwa yang siap sesuai dengan harapan kita untuk berkenan bagi Dia. Songsonglah Dia merupakan seruan bagi mereka yang suka mempersiapkan diri dan benar-benar siap.

d.  Pemberitahuan kedatangan Kristus dan seruan untuk menyongsong-Nya akan membuat orang terjaga, terdengarlah suara orang berseru. Kedatangan-Nya yang pertama tidak diketahui orang sama sekali, juga tidak ada yang berseru, Lihat, Mesias ada di sini, atau, Mesias ada di sana. Ia telah ada di dalam dunia ini, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diketahui oleh seluruh dunia, Setiap mata akan melihat Dia. Akan ada seruan dari sorga, karena Tuhan sendiri akan turun dengan seruan "Bangkitlah kamu yang mati, dan datanglah pada hari penghakiman. Juga akan ada seruan dari bumi, seruan kepada gunung-gunung dan batu-batu karang" (Wahyu 6:16).

4.   Tanggapan mereka terhadap seruan itu (Matius 25:7), Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka, memadamkan pelita masing-masing dan mengisinya dengan minyak dan cepat-cepat pergi untuk menyambut sang mempelai laki-laki.

Sekarang :

a.  Melalui gadis-gadis bijaksana ini, kita melihat bagaimana persiapan yang seharusnya dibuat untuk menyongsong kedatangan mempelai laki-laki. Perhatikanlah, karena sifat kematian yang selalu datang dengan tiba-tiba, maka bahkan mereka yang telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menyongsong kematian itu pun harus tetap berusaha sebaik mungkin agar mereka benar-benar siap, supaya mereka kedapatan dalam perdamaian dengan Dia (2Petrus 3:14), didapati melakukan tugas (Matius 24:46), dan tidak kedapatan telanjang (2Korintus 5:3). Hari itu akan menjadi hari penyelidikan dan pemeriksaan, dan karena itu kita harus peduli memikirkan bagaimana keadaan kita nanti. Ketika kita melihat hari itu semakin mendekat, kita harus mengarahkan diri dengan sungguh-sungguh pada soal kematian kita, memperbarui pertobatan kita terhadap dosa, kesepakatan kita terhadap perjanjian, perpisahan kita dengan dunia ini, dan jiwa kita harus keluar menuju Allah dengan kerinduan yang pantas.

b.     Melalui gadis-gadis yang bodoh ini, perumpamaan ini menunjukkan betapa sia-sianya keyakinan yang berlebihan itu, betapa sia-sianya mereka menyombongkan bahwa keadaan mereka baik dan bahwa mereka telah siap bagi dunia lain. Perhatikanlah, bahkan anugerah yang palsu pun akan dipakai orang untuk pamer diri ketika sedang menghadapi kematian, seperti yang telah biasa mereka lakukan sepanjang kehidupan mereka. Harapan orang munafik akan menyala terang menjelang kematian mereka, seperti kilat sebelum kematian.

5.     Kesulitan yang dihadapi oleh gadis-gadis bodoh karena kekurangan minyak (Matius 25:8-9).

Hal ini menunjukkan :

a.  Kekalutan sebagian orang munafik ketika menghadapi keadaan mereka yang menyengsarakan, bahkan saat menjelang kematian, ketika Allah membuka mata mereka untuk melihat kebodohan mereka dan melihat mereka sendiri binasa dengan dusta yang menjadi pegangannya. Atau, bagaimanapun juga,

b.     Hal ini menunjukkan keadaan sesungguhnya dari kesengsaraan yang akan mereka jumpai di seberang kematian sana ketika mereka dihakimi. Betapa palsunya pengakuan iman mereka itu sampai tidak dapat menolong mereka dari segala sesuatu pada hari yang mulia itu. Lihatlah apa yang terjadi.

Pertama, pelita mereka padam. Pelita orang-orang munafik sering kali padam dalam kehidupan ini. Ketika mereka yang telah memulai dalam Roh mengakhirinya di dalam daging, maka kemunafikan akan muncul dalam bentuk kemurtadan yang seterang-terangnya (2Petrus 2:20). Iman pengakuan mereka memudar, nilainya hilang, harapan gagal, dan tidak ada penghiburan lagi. Betapa seringnya pelita orang fasik dipadamkan? (Ayub 21:17). Meskipun banyak orang munafik menjaga nama baik dan kebahagiaan mereka sampai akhir hayat, tetapi apa arti semua itu kalau Allah menuntut nyawanya? (Ayub 27:8). Jika terang orang fasik tidak dipadamkan di hadapannya, tentu akan dipadamkan di dalam dirinya (Ayub 18:5-6). Sesungguhnya mereka akan berbaring di tempat siksaan (Yesaya 50:11). Hasil pengakuan yang munafik tidak akan berguna pada hari penghakiman (Matius 7:22-23). Pelita orang fasik dipadamkan ketika harapan mereka terbukti seperti benang laba-laba (Ayub 8:11 dst.), dan yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan napas (Ayub 11:20), seperti bagal Absalom yang terus berlari meninggalkan dia tersangkut di pohon tarbantin.

Kedua, mereka menginginkan minyak untuk digunakan ketika pelita mereka mulai padam. Perhatikanlah, mereka yang kekurangan anugerah sejati, pada suatu saat nanti pasti menyadari kekurangan mereka. Pengakuan yang hanya di kulit luar akan sangat menyenangkan hati dan mungkin mampu membawa orang berjalan cukup jauh, tetapi tidak akan membawa dia terus sampai akhir. Mungkin pelita itu akan menerangi perjalanan kehidupan di dunia ini, tetapi kabut lembah dari bayangan kematian akan memadamkannya.

Ketiga, dengan gembira mereka minta tolong kepada gadis-gadis bijaksana itu untuk berbagi minyak dari buli-buli mereka, Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu. Waktunya akan datang ketika orang-orang duniawi yang munafik akan melihat sendiri bagaimana tampaknya keadaan orang-orang Kristen sejati. Mereka yang sekarang membenci keketatan kehidupan beragama, pada saat kematian dan penghakiman nanti akan sungguh merindukan penghiburan penuh atas keadaan yang mereka hadapi saat itu. Mereka yang hidup ceroboh dalam menjalani kehidupan ini, sekarang ingin mati seperti kematian orang benar. Waktunya akan datang ketika orang-orang yang sekarang melecehkan kerendahan hati penyesalan dosa orang-orang kudus, dengan mudah akan tertarik untuk mengikuti dan menghargai orang-orang kudus itu sebagai sahabat karib dan penolong, yang sekarang ini mereka tempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing domba mereka. Menurut beberapa orang, ungkapan Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu berarti, "Tolong berbicaralah yang baik-baik demi kami." Tetapi tidak akan ada manusia yang bisa menjadi penjamin pada hari yang mulia itu, karena Sang Hakim mengetahui bagaimana watak setiap orang yang sebenarnya. Bukankah bagus ketika mereka terdorong untuk berkata, "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu?"

Memang, itu baik, tetapi :

1.  Permintaan ini dilakukan karena mereka terpaksa merasa perlu pada saat itu. Perhatikanlah, kebutuhan akan anugerah itu baru mereka lihat tatkala mereka tahu bahwa anugerah itu akan menyelamatkan mereka. Namun, sebelum itu mereka tidak mau melihat kebutuhan akan anugerah ketika anugerah itu mau menguduskan dan memerintah atas mereka.

2.  Semua sudah terlambat. Allah hanya akan memberikan minyak jika mereka memintanya pada saat yang tepat. Mereka tidak dapat membeli lagi saat pasar telah usai, tidak ada jual beli lagi ketika keadaan menjadi gelap.

Keempat, teman-teman mereka tidak mau berbagi minyak dengan mereka. Penolakan orang-orang baik ini merupakan tanda penolakan Allah yang menyedihkan terhadap mereka. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak. Penolakan yang langsung ini sebenarnya tidak ada dalam teks kitab Matius yang asli, tetapi ditambahkan oleh para penerjemah, karena (seperti yang dilakukan orang kebanyakan) gadis-gadis bijaksana ini pasti lebih memilih untuk memberikan sebuah alasan tanpa langsung menjawab tidak, daripada menjawab tidak dan tidak menyertakan alasannya. Mereka ingin menolong sesama mereka yang sedang dalam kesulitan, tetapi, mereka tidak boleh, mereka tidak dapat, mereka tidak berani melakukannya, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Kita memang harus bermurah hati terhadap orang lain, tetapi kita juga perlu ingat akan kebutuhan diri sendiri. Jadi, lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli sendiri.

Perhatikanlah :

1.     Orang-orang yang ingin diselamatkan harus memiliki anugerah sendiri. Meskipun kita memperoleh manfaat dari persekutuan dengan orang-orang kudus, serta dari iman dan doa mereka yang sekarang bisa membantu kita, namun pengudusan kita sendiri sangat diperlukan untuk keselamatan kita sendiri. Orang benar akan hidup oleh iman. Setiap orang akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri, dan karena itu baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, karena ia tidak dapat mengerahkan orang lain pada waktu itu.

2.   Orang-orang yang memiliki anugerah terbanyak tidak memiliki apa-apa untuk disisihkan. Semua yang kita miliki tidak cukup bagi diri kita sendiri untuk berdiri di hadapan Allah. Orang-orang yang terbaik perlu meminjam dari Kristus, tetapi mereka tidak memiliki apa-apa untuk dipinjamkan kepada sesama mereka. Kita tidak bisa mengharapkan kebenaran atau kekudusan orang-orang kudus akan menyelamatkan kita, sebaliknya kita harus belajar dari hikmat gadis-gadis bijaksana, bahwa mereka memiliki minyak tetapi hanya cukup bagi diri mereka sendiri dan tidak bagi orang lain. Juga, perhatikan baik-baik, gadis-gadis bijaksana ini tidak mencela kebodohan gadis-gadis yang lalai ini, juga tidak menyombongkan kemampuan mereka untuk memprakirakan apa yang akan terjadi, atau menyusahkan mereka dengan saran yang dapat membuat mereka putus asa, tetapi memberikan saran terbaik untuk menyelesaikan masalah, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak. Perhatikanlah, orang-orang yang melakukan kebodohan bagi jiwa mereka harus dikasihani dan bukannya dilecehkan, sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Ketika mendampingi orang yang sedang sekarat, yang telah menyia-nyiakan Allah dan jiwa mereka sepanjang hidupnya, para pelayan Tuhan harus mengarahkan orang itu untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, supaya dia bisa berpulang bersama Kristus, karena tidak ada kata terlambat untuk pertobatan sejati. Namun demikian, pertobatan sejati itu sering datang terlambat, dan orang yang demikian akan mendapat apa yang dilakukan oleh gadis-gadis bijaksana itu kepada yang bodoh, yaitu melakukan apa yang terbaik sebisa mungkin dari yang buruk. Mereka hanya dapat mengatakan apa yang harus dilakukan, kalau belum terlambat. Tetapi, bahayanya sungguh tak terkatakan, karena tidak pasti apakah pintu masih terbuka atau tidak ketika mereka sampai. Sebenarnya nasihat itu baik, bila dilakukan pada saat yang tepat, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Mereka yang menginginkan anugerah harus mencari sumbernya dan meminta sarana-sarana anugerah itu (Yesaya 55:1).

6.     Kedatangan mempelai laki-laki dan masalah perbedaan watak gadis-gadis bijaksana dan bodoh.

Lihatlah apa yang terjadi.

a.     Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, mereka yang menunda-nunda pekerjaan besar dalam kehidupan mereka sampai saat terakhir, besar kemungkinan tidak akan memiliki waktu untuk melakukannya. Memperoleh anugerah adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Sementara jiwa malang yang tergeletak di atas ranjang sakit itu dibangunkan untuk bertobat dan berdoa, kebingungan yang mengerikan melanda dia, karena tidak tahu harus mulai dari mana atau apa yang harus dilakukan terlebih dulu, dan tiba-tiba datanglah kematian itu, datanglah penghakiman, maka tidak tuntaslah apa yang sedang dikerjakan dan binasalah jiwa yang malang itu selama-lamanya. Inilah yang akan terjadi ketika kita harus pergi membeli minyak sementara kita sudah harus menyalakan pelitanya sekarang; kita pergi mencari anugerah, sementara kita harus menggunakannya sekarang. Datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, Tuhan Yesus kita akan datang kepada umat-Nya pada hari yang mulia itu seperti seorang Mempelai Laki-laki. Ia akan datang dalam kemegahan dan pakaian yang mewah, diiringi oleh sahabat-sahabat-Nya. Sekarang Mempelai itu diambil dari kita, dan kita berpuasa (Matius 9:15), tetapi nanti akan ada sebuah perayaan abadi. Kemudian Mempelai itu akan menjemput pengantin perempuan-Nya, untuk berada di mana pun Ia berada (Yohanes 17:24), dan akan Ia bergirang hati melihat mempelai perempuan-Nya (Yesaya 62:5).

b.    Mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin.

Perhatikanlah :

Pertama, dipermuliakan selama-lamanya berarti pergi bersama Kristus ke ruang perjamuan kawin, berada dalam kehadiran-Nya yang tiba-tiba, serta berada dalam persekutuan dan hubungan yang paling akrab dalam keadaan perhentian, sukacita, dan kelimpahan kekal.

Kedua, mereka, dan hanya mereka saja yang kemudian akan pergi ke sorga, yaitu mereka yang telah mempersiapkan diri untuk sorga selama berada di dunia ini, yang dipersiapkan untuk hal itu (2Korintus 5:5).

Ketiga, kematian yang datang tiba-tiba, dan dengan demikian kedatangan Kristus kepada kita, tidak akan menjadi halangan bagi kebahagiaan kita, kalau kita sudah terbiasa mempersiapkan diri.

c.   Lalu pintu ditutup, seperti yang biasa dilakukan ketika semua tamu telah hadir, yaitu mereka yang akan diakui. Lalu pintu ditutup.

Pertama, untuk mengamankan mereka yang berada di dalam, yang sekarang dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah kita, dan mereka tidak akan keluar lagi (Wahyu 3:12). Adam ditempatkan di dalam taman Eden, tetapi pintunya dibiarkan tetap terbuka dan ia pergi keluar lagi. Tetapi, ketika orang-orang kudus yang dipermuliakan ditempatkan di Taman Firdaus sorgawi, pintunya ditutup.

Kedua, untuk memisahkan mereka yang berada di luar. Keadaan orang-orang kudus dan orang-orang berdosa akan tidak dapat diubah lagi, dan mereka yang berada di luar tetap akan berada di luar selama-lamanya. Sekarang pintu itu sempit, namun tetap terbuka, tetapi nanti akan ditutup dan dikunci, dan akan terbentang jurang yang tak terseberangi. Hal ini sama seperti tertutupnya pintu bahtera ketika Nuh telah berada di dalamnya, sehingga ia diselamatkan dan semua orang lainnya ditinggalkan.

d.  Gadis-gadis bodoh itu datang ketika semuanya telah terlambat (Matius 25:11), Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu.

Perhatikanlah :

Pertama, ada banyak orang yang akan berusaha masuk ke sorga ketika semuanya sudah terlambat. Sama seperti Esau yang duniawi ditolak, ketika ia hendak menerima berkat itu. Allah dan agama akan dipermuliakan oleh permohonan-permohonan yang terlambat itu, meskipun demikian orang-orang berdosa tidak akan diselamatkan karena itu. Permohonan doa yang sungguh-sungguh dan mendesak untuk menghormati Tuan, Tuan, yang sekarang diremehkan orang-orang, akan segera digunakannya dan doa itu tidak akan disebut sebagai doa orang yang berbicara dengan merengek-rengek.

Kedua, keyakinan orang-orang munafik yang sebenarnya sia-sia itu akan membawa mereka sangat jauh dari harapan kebahagiaan mereka. Mereka berharap dapat pergi ke gerbang sorga, meminta agar diperbolehkan masuk, dan ternyata pintu itu tertutup bagi mereka. Mereka menuju sorga dengan membawa kesombongan mereka bahwa keadaan mereka baik-baik saja, tetapi ini justru menghempaskan mereka ke neraka.

e.   Mereka ditolak, seperti halnya Esau (Matius 25:12), aku tidak mengenal kamu. Perhatikanlah, kita semua harus peduli mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, karena akan tiba saatnya Ia tidak berkenan ditemui. Saatnya ialah ketika mereka berseru, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu," dengan mengingat janji, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Tetapi sekarang semua sudah terlambat. Hukuman itu dinyatakan dengan sungguh-sungguh, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, yang sama saja dengan bersumpah dalam murka-Nya, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memutuskan dan membungkam mereka dengan perkataan itu.

Terakhir, inilah pelajaran yang ditarik dari perumpamaan ini (Matius 25:13), karena itu, berjaga-jagalah. Perkataan ini telah kita baca sebelumnya (Matius 24:42), dan di sini diulangi sebagai peringatan yang perlu mendapat perhatian kita.

Perhatikanlah :

1. Tugas kita yang utama adalah berjaga-jaga, menjaga baik-baik jiwa kita dengan rajin dan berhati-hati. Bangunlah dan berjaga-jagalah.


2. Alasan yang baik untuk berjaga-jaga adalah karena kedatangan Tuhan kita sangat tidak menentu, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Oleh karena itu, setiap hari dan setiap saat kita harus siap sedia dan tidak menghentikan kesiagaan kita pada hari apa pun dalam setahun, atau jam apa pun dalam sehari. Tetapi takutlah engkau akan Tuhan setiap hari dan senantiasa.

BUKAN KARENA HASIL USAHAMU

BUKAN KARENA HASIL USAHAMU



“Allah mengasihi kalian, itu sebabnya Ia menyelamatkan kalian karena kalian percaya kepada Yesus. Keselamatan kalian itu bukanlah hasil usahamu sendiri. Itu adalah anugerah Allah. Jadi, tidak ada seorang pun yang dapat menyombongkan dirinya mengenai hal itu.”

Efesus 2:9

(Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari)



           Manusia tidak dapat diselamatkan Allah oleh usahanya sendiri, perbuatan amal atau karena usaha yang sungguh-sungguh untuk menaati perintah Allah. Seorang hanya diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Sebab-sebabnya adalah sebagai berikut : 

IMAN DAN KASIH KARUNIA

 IMAN DAN KASIH KARUNIA

“Supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”Roma 5:21.


Keselamatan kita datang sebagai karunia dari kasih karunia Allah, tetapi hanya dapat diterima oleh tanggapan manusia melalui iman. Untuk mengerti proses keselamatan, kita harus mengerti kedua kata ini.

SILSILAH YESUS KRISTUS


1    Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
2  Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
3  Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
5  Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
6  Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
7  Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
8  Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
9  Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
10  Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
11  Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
14  Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
15  Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
16  Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
17  Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Matius 1 : 1 - 17.

Injil Matius mulai dengan daftar silsilah ini, yang merunut garis keturunan Yesus melalui garis Yusuf sebagaimana kebiasaan Yahudi ketika itu (Matius 1:16). Walaupun Yusuf bukan merupakan ayah Yesus secara biologis (Matius 1:20), ia tetap merupakan ayah Yesus secara hukum. Karena Allah sudah berjanji bahwa Mesias akan menjadi keturunan Abraham (Kejadian 12:3; 22:18; Galatia 3:16) dan Daud (2 Samuel 7:12-19; Yeremia 23:5), maka Matius merunut silsilah Yesus sampai ke kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias.

Kata "Kristus" (Yunani : Christos) berarti "yang diurapi";  kata ini merupakan padanan dari kata "Mesias" dalam bahasa Ibrani (Daniel 9:25-26).

1) Sejak semula Matius menegaskan bahwa Yesus adalah Yang Diurapi dari Allah, yaitu diurapi dengan Roh Kudus (bd. Yesaya 61:1;  Lukas 4:18; Yohanes 3:34;  Kisah Para Rasul 10:38).
2) Ia diurapi sebagai Nabi untuk membawa pengetahuan dan kebenaran (Ulangan 18:15), sebagai Imam untuk mempersembahkan korban penghapus dosa (Mazmur 110:4; Ibrani 10:10-14) dan sebagai Raja untuk memerintah, menuntun, serta menegakkan kerajaan kebenaran (Zakharia 9:9).
3) Matius menetapkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud yang sah dengan merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari keluarga Daud. Walaupun Yesus dikandung oleh Roh Kudus, secara resmi Ia tetap dicatat sebagai anak Yusuf dan menurut hukum adalah anak Daud.
4) Silsilah yang disajikan oleh Lukas (Lukas 3:23) merunut garis keturunan Yesus melalui kaum pria dalam garis keturunan Maria (yang juga dari keturunan Daud). Lukas menekankan bahwa Yesus adalah anak kandung Maria sehingga menjadi sama seperti kita (bd. Roma 1:3). Dengan demikian para penulis kitab Injil menegaskan bahwa Yesus berhak menjadi Mesias baik secara hukum maupun secara biologis.

Silsilah Yesus yang disajikan Matius dan menonjolkan unsur wanita-wanita asing,  (Matius 1:3,5,6), hanya menyebut nenek moyang Kristus yang berbangsa Israel. Dengan jalan itu Matius mau menghubungkan Yesus dengan tokoh-tokoh utama yang membawa serta janji-janji Allah mengenai Mesias, yaitu Abraham dan Daud serta keturunannya yang menjabat raja, ( 2 Samuel 7:1; Yesaya 7:14).

Silsilah yang disajikan Lukas (Lukas 3:23-28) lebih universil sehingga juga merangkum Adam, kepala seluruh umat manusia. Mulai dengan Daud sampai Yusuf kedua silsilah hanya memuat dua nama yang sama. Perbedaan itu dapat dijelaskan dengan dua cara: boleh jadi Matius mengutamakan penggantian dalam jabatan raja dari keturunan alamiah; atau boleh jadi Matius mendasarkan diri pada penetapan bahwa keturunan menurut hukum (perkawinan tukar tikar, Ulangan 25:5) disamakan dengan keturunan alamiah. Silsilah dibuat sistematis, sebab Matius membagi-bagikan nenek moyang Kristus menjadi tiga kali empat belas (dua kali tujuh) orang, (Matius 6:9), sehingga terpaksa meninggalkan tiga orang raja antara Yoram dan Uzia dan menghitung Yekhonya dua kali, (Matius 1:11-12) [nama Yunani yang sama dapat menterjemahkan dua nama Ibrani yang hampir sama, ialah Yoyakim dan Yoyakhin]. Kedua silsilah itu berakhir dengan Yusuf yang hanya ayah Yesus menurut hukum. Tetapi menurut pandangan orang dahulu hanya ayah menurut hukum mewariskan segala hak dan di sini hak itu ialah hak nenek moyang Mesias. Tetapi mungkin juga bahwa Maria termasuk ke dalam keluarga yang menurunkan Mesias. Tetapi kedua penginjil tidak mengatakannya. 

Album Grezia Epiphania




Grezia dilahirkan dalam keadaan buta dan dokter mengatakan bahwa Grezia divonis tidak bisa melihat seumur hidupnya. Sebuah kenyataan yang tidak mudah bagi orang tuanya.
Namun mereka tidak menyerah, mereka membawa anaknya ke berbagai pengobatan dan rumah sakit, berharap masih ada mujizat bagi Grezia, tetapi tidak membuahkan hasil apapun. Pada akhirnya mereka menyerahkan semuanya kepada Tuhan, mereka belajar untuk tak berhenti percaya kepada Tuhan bahwa dibalik semuanya ini Tuhan punya rencana yang besar buat Grezia.

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

“Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.”
Yesaya 60:2

“Habis Gelap Terbitlah Terang”. Demikian bunyi  syair yang dikumandangkan Kartini kala memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia. Pada masa Kartini, kaum perempuan tidak diperbolehkan mengecap pendidikan formal, seperti baca-tulis, alias buta huruf. Namun, berkat perjuangan Kartini, ada pencerahan bagi kaum perempuan. Sehingga tiap orang, tanpa terkecuali, berhak menikmati pendidikan. Hal ini merupakan seberkas sinar terang bukan saja bagi kaum perempuan, tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Jadi, “gelap” dalam hal ini menunjukkan suatu keadaan atau situasi yang memprihatinkan dan yang membutakan. Sedangkan “terang” merupakan keadaan/situasi  yang menggembirakan dan mencerahkan.

Mari Berdoa

Mari berdoa untuk :

1.   Pemerintah, Bangsa dan Negara Indonesia.
2.   Para pemimpin organisasi GPdI mulai dari pusat sampai daerah.
3.   Kegiatan Wadah-Wadah Jemaat dan semua pengurus-pengurusnya (Pria, Wanita, Pemuda, Remaja, Anak-anak, Rayon-Rayon, Kelompok-Kelompok Kecil).
4.   Ibu Gembala, Majelis Gereja, Staf Gembala.

PENJELASAN UNTUK PENGANUT PAHAM JAHWEH - JEHOVAH - SAKSI JEHOVAH.

Orang Kristen di seluruh dunia tidak menggunakan nama Yahweh/Jehovah karena :

1. Nama suci Yahweh terlalu suci untuk diucapkan oleh orang-orang kebanyakan.
2. Manusia tidak diminta untuk menggunakan nama suci itu.
3. Itu adalah sebuah nama dari Bahasa Ibrani yang artinya Maha Kuasa dan seseorang tidak perlu menggunakannya kalau orang itu tidak sedang berbicara dalam Bahasa Ibrani.

Jadwal Ibadah

Hari Minggu.

06.00 - 08.00   : Ibadah Umum 1.
08.00 - 09.30   : Ibadah Anak-Anak Sekolah Minggu.

16.00 - 18.00   : Ibadah Umum 2.

Pengakuan Iman GPdI

1. Kami percaya Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus terdiri dari 66 buku “Kejadian sampai dengan Wahyu” (2 Timotius 3 : 16;  2 Petrus 1 : 21).

2. Kami percaya Allah Yang Maha Esa dan kekal dalam wujud Trinitas : “BAPA dan PUTERA dan ROH KUDUS”, (Ulangan 6 : 4;  1 Timotius 2 : 5;  1 Yohanes 5:7; Matius 28 : 19), Keesaan namaNya yaitu : “ TUHAN YESUS KRISTUS“,  (Kisah Para Rasul 2 : 36; 8 : 12; 10 : 48;  Matius 1 : 1;  Wahyu 22 : 20 – 21;  Kisah Para Rasul 19:5; 1 Petrus 3:15).

3. Kami percaya Allah pencipta alam semesta dan manusia, seperti tertulis dalam Kitab Kejadian (Kejadian 1 dan 2;  Yohanes 1 : 1 - 3;  Kolose 1 : 16;  Roma 4 : 17;   Roma 1 : 19 - 20).

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPdI

Kali ini kami ingin membagikan link download file pdf tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi GPdI.

 http://www.4shared.com/office/POzUca4Tba/SK-AD_ART-PENJELASAN.html?

Semoga bermanfaat.
Tuhan Yesus memberkati.