1 "Pada waktu
itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan
pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2 Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana.
3 Gadis-gadis yang
bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
4 sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
5 Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
6 Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
7 Gadis-gadis itupun
bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
8 Gadis-gadis yang
bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari
minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
9 Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
10 Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
11 Kemudian datang
juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
12 Tetapi ia
menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
13 Karena itu,
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Matius 25:1-13.
1. Mempelai laki-laki itu adalah Tuhan kita Yesus
Kristus. Ia digambarkan seperti itu dalam Mazm 45, dalam Kidung Agung Salomo,
dan sering juga dalam Perjanjian Baru. Semuanya ini berbicara mengenai
kasih-Nya yang sedalam-dalamnya dan tiada bandingannya serta kovenan atau
perjanjian-Nya yang setia dan tak tergoyahkan kepada tunangan-Nya, yaitu
jemaat-Nya. Sekarang, orang-orang percaya dipertunangkan dengan Kristus (Hosea
2:19). Tetapi kekhidmatan perkawinan itu sendiri disimpan untuk disediakan
nanti pada hari yang mulia itu, tatkala pengantin perempuan, istri Anak Domba
itu, telah benar-benar siap sedia (Wahyu 19:7,9).
2. Gadis-gadis
ini adalah orang-orang percaya, anggota jemaat. Tetapi, di sini mereka
diumpamakan sebagai teman-temannya (Mazmur 45:14), di tempat lain dikatakan
sebagai anak-anaknya (Yesaya 54:1), sebagai perhiasannya (Yesaya 49:18). Mereka
yang mengikuti Anak Domba itu, dikatakan sama seperti perawan (Wahyu 14:4). Hal
ini menunjukkan kecantikan dan kemurnian mereka, karena mereka akan dibawa
sebagai perawan suci kepada Kristus (2Korintus 11:2). Mempelai laki-laki itu
adalah seorang raja, sehingga para gadis ini menjadi hamba perempuan yang
terhormat, dara-dara yang tak terbilang banyaknya (Kidung Agung 6:8). Namun, di
sini jumlah mereka dikatakan sepuluh orang.
3.
Tugas gadis-gadis ini adalah menyongsong kedatangan mempelai laki-laki, sebuah
tugas yang sangat membahagiakan. Mereka datang untuk bersiap siaga melayani
mempelai laki-laki itu ketika ia muncul, dan sementara itu mereka menunggu
kedatangannya. Perhatikan sifat Kekristenan di sini.
Sebagai umat Kristen, kita mengaku bahwa kita adalah:
1.
Pelayan-pelayan
yang siap melayani Kristus, menghormati-Nya sebagai mempelai laki-laki yang
mulia, memuliakan nama-Nya dan mendatangkan puji-pujian bagi Dia, khususnya
ketika Ia akan datang untuk dimuliakan dalam orang-orang kudus-Nya. Kita harus
mengikuti-Nya sebagai pelayan-pelayan terhormat yang melayani tuan-tuan mereka
(Yohanes 12:26). Meninggikan nama-Nya dan menyerukan pujian bagi Kristus yang Maha
Mulia, inilah tugas kita.
2.
Orang-orang
yang menanti-nantikan Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Sebagai umat
Kristen, kita bukan hanya mengaku dan mencari Kristus, tetapi juga mengasihi
dan merindukan kedatangan-Nya, serta bertingkah laku sepenuhnya sesuai dengan
pengakuan kita itu. Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan pusat, tempat
semua arah kehidupan beragama kita bertemu, dan padanya seluruh kehidupan
ibadah kita selalu merujuk dan mengarah.
3. Perhatian
utama mereka adalah memiliki terang di tangan mereka ketika sedang melayani
mempelai laki-laki itu. Dengan demikian mereka dapat menghormati dan melayani
Dia. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah anak-anak terang. Injil adalah
terang, dan mereka yang menerimanya tidak boleh hanya diterangi saja, tetapi ia
juga harus bercahaya seperti bintang-bintang, harus berpegang padanya (Filipi
2:15-16). Inilah keadaan pada umumnya.
Sekarang, mengenai sepuluh gadis ini, dapat kita amati:
1. Sifat mereka yang berbeda, dengan
disertai bukti dan petunjuk mengenai hal itu.
a. Sifat mereka adalah bahwa lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana (Matius 25:2). Dan, hikmat melebihi kebodohan, seperti
terang melebihi kegelapan, begitulah kata Salomo, seorang hakim yang cakap (Pengkhotbah
2:13). Perhatikanlah, di antara orang-orang yang memiliki pengakuan iman dan
golongan kepercayaan yang sama pun sifat-sifat mereka bisa sangat berbeda dalam
pandangan Allah. Orang-orang Kristen yang tulus adalah gadis-gadis yang
bijaksana, sedangkan orang-orang munafik adalah gadis-gadis yang bodoh. Dalam
perumpamaan lain, orang-orang ini diibaratkan seperti orang-orang bijaksana dan
bodoh yang mendirikan rumah. Perhatikanlah, mereka memang benar-benar bijaksana
atau bodoh dalam hal mengurus jiwa mereka. Agama yang sejati adalah
kebijaksanaan yang sejati. Dosa merupakan kebodohan, khususnya dosa
kemunafikan, karena orang-orang yang sungguh bodoh adalah mereka yang
menganggap diri sendiri bijak, dan mereka ini sungguh para pendosa besar,
karena berlaku seolah-olah orang jujur. Karena jumlah gadis yang bijaksana sama
dengan gadis yang bodoh, beberapa orang mengamati betapa Kristus sangat tulus
mengingini adanya keserasian, seolah-olah Ia berharap bahwa jumlah orang
percaya yang sejati mendekati jumlah orang munafik, atau setidaknya Ia mau
mengajar kita untuk mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang percaya sejati,
bermurah hati dan penuh kasih memikirkan hal-hal yang baik bagi mereka. Dalam
menilai diri sendiri, kita harus ingat bahwa sesaklah pintu dan sedikit orang
yang mendapatinya, tetapi dalam menilai orang lain, kita harus ingat bahwa
Pemimpin keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan.
b.
Bukti
dari sifat ini bisa dilihat dalam hal yang sama yang dimintai dari mereka, dan
dari hal inilah mereka dihakimi.
Pertama, kebodohan yang
dilakukan gadis-gadis bodoh itu adalah, mereka membawa pelitanya, tetapi tidak
membawa minyak (Matius 25:3). Mereka hanya memiliki cukup minyak untuk membuat
pelita mereka menyala sesaat, untuk berpura-pura menunjukkan bahwa seolah-olah
mereka ingin menyongsong mempelai laki-laki, tetapi tidak memiliki minyak dalam
buli-buli mereka sebagai cadangan untuk ditambahkan ke dalam pelita seandainya
mempelai laki-laki itu tertunda kedatangannya. Seperti itulah orang-orang
munafik itu.
1. Mereka
tidak mempunyai pegangan yang kokoh dalam hati mereka. Mereka memiliki pelita
pengakuan di tangan mereka, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang
sehat, sikap yang berakar dalam, dan ketetapan hati yang mantap di dalam hati
mereka, yaitu hal-hal yang diperlukan untuk membawa mereka melewati pelayanan
dan pencobaan zaman sekarang. Mereka bertindak di bawah pengaruh rangsangan
dari luar yang tidak mengandung kehidupan rohani. Sama seperti seorang pedagang
yang mulai berusaha tanpa memiliki persediaan barang dagang, atau seperti benih
yang jatuh di tanah berbatu-batu, sehingga tidak berakar.
2.
Mereka tidak memiliki pertimbangan tentang apa yang akan terjadi dan juga tidak
memikirkan masa depan. Mereka membawa pelita hanya untuk dipamerkan pada saat
sekarang, tetapi tidak membawa minyak sebagai persediaan. Ketidakpedulian
menjadi kehancuran banyak orang percaya. Semua perhatian mereka hanya tertuju
untuk memuji diri sendiri di hadapan sesama yang sekarang berhubungan dengan
mereka, dan bukan untuk membuat diri mereka berkenan di hadapan Kristus yang
akan muncul di hadapan mereka dalam kekekalan. Seolah-olah segala sesuatu akan
beres dan baik-baik saja nanti bila keadaan saat kini juga sudah beres. Katakan
kepada mereka tentang hal-hal yang masih belum terlihat sekarang, maka Anda
akan menjadi seperti Lot yang berbicara kepada bakal menantu laki-lakinya dan
dipandang sebagai orang yang berolok-olok saja. Mereka tidak mengumpulkan untuk
masa selanjutnya, seperti bangsa semut, juga tidak mengumpulkan untuk waktu
yang akan datang (1Timotius 6:19).
Kedua, sifat bijak
gadis-gadis yang bijaksana adalah bahwa mereka membawa pelitanya dan juga minyak
dalam buli-buli mereka (Matius 25:4). Mereka memiliki dasar pegangan yang baik
di dalam hati mereka, yang akan memelihara dan menjaga pengakuan iman mereka.
1.
Hati
adalah buli-buli, dan kita harus bijak untuk selalu memenuhinya, karena dari perbendaharaan
hati yang baik akan keluar barang yang baik, tetapi jika akar-akar itu menjadi
busuk, maka kuntumnya akan beterbangan seperti abu.
2. Anugerah
adalah minyak yang harus kita miliki di dalam buli-buli. Di dalam tabernakel
selalu tersedia minyak yang dibuat untuk penerangan (Keluaran 35:14). Terang
kita harus bercahaya di depan orang dalam wujud perbuatan baik. Tetapi hal itu
tidak akan terjadi atau tidak akan berlangsung lama, kecuali terdapat dasar
kokoh yang giat dan tertanam di dalam hati, yaitu iman di dalam Kristus serta
kasih kepada Allah dan sesama kita. Dari situlah kita harus bertindak dalam
segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan beragama kita, dengan
pandangan yang tertuju pada apa yang ada di hadapan kita. Mereka yang membawa
minyak dalam buli-buli mungkin memiliki anggapan bahwa mempelai laki-laki itu
akan menunda kedatangannya. Perhatikanlah, dalam memandang ke depan, akan baik
sekali bila kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk,
menyimpan cukup persediaan untuk menghadapi masa yang panjang dan sulit. Tetapi
ingatlah bahwa minyak yang membuat pelita itu tetap menyala haruslah diambil
dari kandil Yesus Kristus, Sang Pohon Zaitun yang besar dan baik, melalui
pipa-pipa emas peraturan, seperti yang digambarkan dalam penglihatan Zakharia
itu (Zakharia 4:2,3,12), dan yang dijelaskan dalam Yohanes 1:16, dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.
2. Kesalahan semua gadis itu selama
mempelai laki-laki terlambat datang: maka mengantuklah mereka semua lalu
tertidur (Matius 25:5).
Perhatikan baik-baik di sini :
a. Mempelai
laki-laki menunda kedatangannya. Dengan perkataan lain, ia tidak segera datang
seperti yang mereka harapkan. Apa yang kita cari sebagai kepastian, cenderung
kita sangka sebagai sesuatu yang sudah sangat dekat. Pada zaman para rasul,
banyak orang membayangkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, tetapi tidak demikian
halnya. Bagi kita, Kristus tampaknya berlambat-lambat, tetapi sebenarnya Ia
tidak akan bertangguh (Habakuk 2:3). Terdapat sejumlah alasan yang baik bagi
penundaan mempelai laki-laki itu, antara lain, ada banyak rencana dan tujuan
yang masih perlu diselesaikan, semua orang pilihan harus dipanggil, kesabaran
Allah harus dinyatakan, kesabaran orang-orang kudus harus diuji, penuaian di
bumi harus dimatangkan, dan begitu juga penuaian di sorga. Tetapi, walaupun
Kristus menunda sampai melampaui waktu kita, Ia tidak akan menunda melampaui
waktu yang sudah ditetapkan.
b.
Ketika
Kristus lama tidak datang-datang juga, mereka yang menanti-nantikan Dia mulai
menjadi ceroboh dan melupakan apa yang mereka nanti-nantikan. Mengantuklah
mereka semua lalu tertidur, seolah-olah mereka menghentikan upaya mencari Dia,
seperti yang dikatakan, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati
iman di bumi?" (Lukas 18:8). Mereka yang merasa pasti bahwa kedatangan-Nya
itu bersifat tiba-tiba dan menemukan bahwa hal ini tidak terjadi, cenderung
merasa tidak pasti lagi mengenai kedatangan-Nya. Gadis-gadis bijaksana itu
mengantuk dan gadis-gadis yang bodoh tertidur, begitulah kata beberapa orang
yang membedakan keadaan mereka. Namun, bagaimanapun, mereka semuanya bersalah.
Gadis-gadis bijaksana itu tetap membiarkan lampu mereka menyala, tetapi mereka
tidak berusaha membuat diri sendiri tetap terjaga. Perhatikanlah, ada terlampau
banyak orang Kristen yang baik, ketika sudah lama menjalani pengakuan iman
mereka, menjadi lengah dalam persiapan mereka menyongsong kedatangan Kristus
yang kedua kali. Mereka menghentikan sementara kepedulian mereka, mengurangi
kerajinan mereka, karunia-karunia mereka tidak hidup seperti dahulu lagi, dan
pekerjaan mereka juga tidak sempurna di hadapan Allah. Meskipun tidak semua
kasih mereka hilang, tetapi kasih yang mula-mula telah ditinggalkan. Kalau
untuk berjaga selama satu jam saja bersama Kristus sudah terasa berat bagi para
murid, apalagi kalau berjaga untuk selama hidup kita. Aku tidur, kata mempelai
perempuan, tetapi hatiku bangun. Perhatikan baik-baik:
Pertama, mereka mengantuk,
kemudian mereka tertidur. Lihatlah, sedikit kecerobohan dan kelalaian bisa
membuka jalan bagi kecerobohan dan kelalaian berikutnya. Mereka yang membiarkan
diri mereka mengantuk, akan sangat sulit mencegah diri dari tertidur. Oleh
karena itu, waspadailah awal kebusukan rohaniah; Perhatikanlah gejala-gejala
awal penyakit. Orang-orang zaman dahulu pada umumnya mengartikan keadaan
mengantuk dan tertidurnya gadis-gadis ini sebagai kematian mereka. Semua orang
akan mati, baik yang mempunyai hikmat maupun yang bodoh dan dungu (Mazmur
49:10), sebelum hari penghakiman. Sebelum Mempelai Laki-laki datang, semua
harus tidur, artinya, meninggal. Calvin juga berpendapat demikian. Tetapi saya
berpendapat lebih baik jika hal ini kita pahami apa adanya seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
3. Seruan yang mengejutkan mereka untuk melayani mempelai laki-laki (Matius
25:6), Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru : Mempelai datang!
Perhatikanlah :
a. Meskipun
Kristus lama tidak datang-datang, akhirnya Ia akan datang juga. Meskipun Ia
tampak lamban, Ia pasti datang. Kedatangan-Nya yang pertama juga terasa lama bagi
mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel, tetapi ketika waktunya telah
genap, Ia datang juga. Begitu juga kedatangan-Nya yang kedua kali, meskipun
lama ditunda, hari itu tidak akan dilupakan. Musuh-musuh-Nya akan menderita
kerugian karena mereka tidak mengenal arti kesabaran, sedangkan
sahabat-sahabat-Nya akan menemukan penghiburan, sebab penglihatan itu masih
menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu.
b. Kedatangan
Kristus akan terjadi pada tengah malam, ketika kita kurang mencari Dia, dan
lebih suka beristirahat. Kedatangan-Nya untuk menolong dan menghibur umat-Nya
sering terjadi tatkala tampaknya kebaikan sudah sangat jauh, sedangkan
kedatangan-Nya untuk membuat perhitungan dengan musuh-musuh-Nya akan terjadi
ketika mereka menganggap jauh hari malapetaka dari mereka. Pembunuhan anak-anak
sulung di tanah Mesir dan penyelamatan bangsa Israel terjadi pada tengah malam
(Keluaran 12:29). Kematian sering datang pada saat yang tidak disangka-sangka,
jiwa orang bodoh itu diambil pada malam hari (Lukas 12:20). Kristus akan datang
pada saat Ia berkenan, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Ia tidak akan memberi
tahu kita waktunya, untuk mengajar kita agar tetap setia pada tugas-tugas kita.
c. Ketika
Kristus datang, kita harus menyongsong Dia. Sebagai umat-Nya kita harus
mengikuti semua gerakan Tuhan Yesus, dan menjumpai Dia kapan pun dan di mana
pun. Ketika Ia datang kepada kita pada saat kematian, kita harus keluar dari
tubuh kita, keluar dari dunia ini, untuk menyongsong Dia dengan penuh kasih
sayang dan jiwa yang siap sesuai dengan harapan kita untuk berkenan bagi Dia.
Songsonglah Dia merupakan seruan bagi mereka yang suka mempersiapkan diri dan
benar-benar siap.
d. Pemberitahuan
kedatangan Kristus dan seruan untuk menyongsong-Nya akan membuat orang terjaga,
terdengarlah suara orang berseru. Kedatangan-Nya yang pertama tidak diketahui
orang sama sekali, juga tidak ada yang berseru, Lihat, Mesias ada di sini, atau,
Mesias ada di sana. Ia telah ada di dalam dunia ini, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. Tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diketahui oleh seluruh
dunia, Setiap mata akan melihat Dia. Akan ada seruan dari sorga, karena Tuhan
sendiri akan turun dengan seruan "Bangkitlah kamu yang mati, dan datanglah
pada hari penghakiman. Juga akan ada seruan dari bumi, seruan kepada
gunung-gunung dan batu-batu karang" (Wahyu 6:16).
4. Tanggapan mereka terhadap seruan itu (Matius 25:7), Gadis-gadis itu pun bangun
semuanya lalu membereskan pelita mereka, memadamkan pelita masing-masing dan
mengisinya dengan minyak dan cepat-cepat pergi untuk menyambut sang mempelai
laki-laki.
Sekarang :
a. Melalui
gadis-gadis bijaksana ini, kita melihat bagaimana persiapan yang seharusnya
dibuat untuk menyongsong kedatangan mempelai laki-laki. Perhatikanlah, karena
sifat kematian yang selalu datang dengan tiba-tiba, maka bahkan mereka yang
telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menyongsong kematian itu
pun harus tetap berusaha sebaik mungkin agar mereka benar-benar siap, supaya
mereka kedapatan dalam perdamaian dengan Dia (2Petrus 3:14), didapati melakukan
tugas (Matius 24:46), dan tidak kedapatan telanjang (2Korintus 5:3). Hari itu
akan menjadi hari penyelidikan dan pemeriksaan, dan karena itu kita harus
peduli memikirkan bagaimana keadaan kita nanti. Ketika kita melihat hari itu
semakin mendekat, kita harus mengarahkan diri dengan sungguh-sungguh pada soal
kematian kita, memperbarui pertobatan kita terhadap dosa, kesepakatan kita
terhadap perjanjian, perpisahan kita dengan dunia ini, dan jiwa kita harus
keluar menuju Allah dengan kerinduan yang pantas.
b.
Melalui
gadis-gadis yang bodoh ini, perumpamaan ini menunjukkan betapa sia-sianya
keyakinan yang berlebihan itu, betapa sia-sianya mereka menyombongkan bahwa
keadaan mereka baik dan bahwa mereka telah siap bagi dunia lain. Perhatikanlah,
bahkan anugerah yang palsu pun akan dipakai orang untuk pamer diri ketika
sedang menghadapi kematian, seperti yang telah biasa mereka lakukan sepanjang
kehidupan mereka. Harapan orang munafik akan menyala terang menjelang kematian
mereka, seperti kilat sebelum kematian.
5. Kesulitan yang dihadapi oleh gadis-gadis bodoh karena kekurangan minyak (Matius
25:8-9).
Hal ini menunjukkan :
a. Kekalutan
sebagian orang munafik ketika menghadapi keadaan mereka yang menyengsarakan,
bahkan saat menjelang kematian, ketika Allah membuka mata mereka untuk melihat
kebodohan mereka dan melihat mereka sendiri binasa dengan dusta yang menjadi
pegangannya. Atau, bagaimanapun juga,
b.
Hal
ini menunjukkan keadaan sesungguhnya dari kesengsaraan yang akan mereka jumpai
di seberang kematian sana ketika mereka dihakimi. Betapa palsunya pengakuan
iman mereka itu sampai tidak dapat menolong mereka dari segala sesuatu pada
hari yang mulia itu. Lihatlah apa yang terjadi.
Pertama, pelita mereka
padam. Pelita orang-orang munafik sering kali padam dalam kehidupan ini. Ketika
mereka yang telah memulai dalam Roh mengakhirinya di dalam daging, maka
kemunafikan akan muncul dalam bentuk kemurtadan yang seterang-terangnya (2Petrus
2:20). Iman pengakuan mereka memudar, nilainya hilang, harapan gagal, dan tidak
ada penghiburan lagi. Betapa seringnya pelita orang fasik dipadamkan? (Ayub 21:17).
Meskipun banyak orang munafik menjaga nama baik dan kebahagiaan mereka sampai
akhir hayat, tetapi apa arti semua itu kalau Allah menuntut nyawanya? (Ayub
27:8). Jika terang orang fasik tidak dipadamkan di hadapannya, tentu akan
dipadamkan di dalam dirinya (Ayub 18:5-6). Sesungguhnya mereka akan berbaring
di tempat siksaan (Yesaya 50:11). Hasil pengakuan yang munafik tidak akan
berguna pada hari penghakiman (Matius 7:22-23). Pelita orang fasik dipadamkan
ketika harapan mereka terbukti seperti benang laba-laba (Ayub 8:11 dst.), dan
yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan napas (Ayub 11:20), seperti
bagal Absalom yang terus berlari meninggalkan dia tersangkut di pohon
tarbantin.
Kedua, mereka
menginginkan minyak untuk digunakan ketika pelita mereka mulai padam.
Perhatikanlah, mereka yang kekurangan anugerah sejati, pada suatu saat nanti
pasti menyadari kekurangan mereka. Pengakuan yang hanya di kulit luar akan
sangat menyenangkan hati dan mungkin mampu membawa orang berjalan cukup jauh,
tetapi tidak akan membawa dia terus sampai akhir. Mungkin pelita itu akan
menerangi perjalanan kehidupan di dunia ini, tetapi kabut lembah dari bayangan
kematian akan memadamkannya.
Ketiga, dengan gembira
mereka minta tolong kepada gadis-gadis bijaksana itu untuk berbagi minyak dari
buli-buli mereka, Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu. Waktunya akan
datang ketika orang-orang duniawi yang munafik akan melihat sendiri bagaimana
tampaknya keadaan orang-orang Kristen sejati. Mereka yang sekarang membenci
keketatan kehidupan beragama, pada saat kematian dan penghakiman nanti akan
sungguh merindukan penghiburan penuh atas keadaan yang mereka hadapi saat itu.
Mereka yang hidup ceroboh dalam menjalani kehidupan ini, sekarang ingin mati
seperti kematian orang benar. Waktunya akan datang ketika orang-orang yang
sekarang melecehkan kerendahan hati penyesalan dosa orang-orang kudus, dengan
mudah akan tertarik untuk mengikuti dan menghargai orang-orang kudus itu
sebagai sahabat karib dan penolong, yang sekarang ini mereka tempatkan
bersama-sama dengan anjing penjaga kambing domba mereka. Menurut beberapa
orang, ungkapan Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu berarti, "Tolong
berbicaralah yang baik-baik demi kami." Tetapi tidak akan ada manusia yang
bisa menjadi penjamin pada hari yang mulia itu, karena Sang Hakim mengetahui
bagaimana watak setiap orang yang sebenarnya. Bukankah bagus ketika mereka
terdorong untuk berkata, "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu?"
Memang, itu baik, tetapi :
1. Permintaan
ini dilakukan karena mereka terpaksa merasa perlu pada saat itu. Perhatikanlah,
kebutuhan akan anugerah itu baru mereka lihat tatkala mereka tahu bahwa
anugerah itu akan menyelamatkan mereka. Namun, sebelum itu mereka tidak mau
melihat kebutuhan akan anugerah ketika anugerah itu mau menguduskan dan
memerintah atas mereka.
2. Semua
sudah terlambat. Allah hanya akan memberikan minyak jika mereka memintanya pada
saat yang tepat. Mereka tidak dapat membeli lagi saat pasar telah usai, tidak
ada jual beli lagi ketika keadaan menjadi gelap.
Keempat, teman-teman
mereka tidak mau berbagi minyak dengan mereka. Penolakan orang-orang baik ini
merupakan tanda penolakan Allah yang menyedihkan terhadap mereka. Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak. Penolakan yang langsung ini sebenarnya
tidak ada dalam teks kitab Matius yang asli, tetapi ditambahkan oleh para
penerjemah, karena (seperti yang dilakukan orang kebanyakan) gadis-gadis
bijaksana ini pasti lebih memilih untuk memberikan sebuah alasan tanpa langsung
menjawab tidak, daripada menjawab tidak dan tidak menyertakan alasannya. Mereka
ingin menolong sesama mereka yang sedang dalam kesulitan, tetapi, mereka tidak
boleh, mereka tidak dapat, mereka tidak berani melakukannya, nanti tidak cukup
untuk kami dan untuk kamu. Kita memang harus bermurah hati terhadap orang lain,
tetapi kita juga perlu ingat akan kebutuhan diri sendiri. Jadi, lebih baik kamu
pergi kepada penjual minyak dan beli sendiri.
Perhatikanlah :
1.
Orang-orang
yang ingin diselamatkan harus memiliki anugerah sendiri. Meskipun kita
memperoleh manfaat dari persekutuan dengan orang-orang kudus, serta dari iman
dan doa mereka yang sekarang bisa membantu kita, namun pengudusan kita sendiri
sangat diperlukan untuk keselamatan kita sendiri. Orang benar akan hidup oleh
iman. Setiap orang akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri, dan
karena itu baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, karena ia
tidak dapat mengerahkan orang lain pada waktu itu.
2. Orang-orang yang memiliki anugerah terbanyak
tidak memiliki apa-apa untuk disisihkan. Semua yang kita miliki tidak cukup
bagi diri kita sendiri untuk berdiri di hadapan Allah. Orang-orang yang terbaik
perlu meminjam dari Kristus, tetapi mereka tidak memiliki apa-apa untuk
dipinjamkan kepada sesama mereka. Kita tidak bisa mengharapkan kebenaran atau
kekudusan orang-orang kudus akan menyelamatkan kita, sebaliknya kita harus
belajar dari hikmat gadis-gadis bijaksana, bahwa mereka memiliki minyak tetapi
hanya cukup bagi diri mereka sendiri dan tidak bagi orang lain. Juga,
perhatikan baik-baik, gadis-gadis bijaksana ini tidak mencela kebodohan
gadis-gadis yang lalai ini, juga tidak menyombongkan kemampuan mereka untuk
memprakirakan apa yang akan terjadi, atau menyusahkan mereka dengan saran yang
dapat membuat mereka putus asa, tetapi memberikan saran terbaik untuk
menyelesaikan masalah, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak.
Perhatikanlah, orang-orang yang melakukan kebodohan bagi jiwa mereka harus
dikasihani dan bukannya dilecehkan, sebab siapakah yang menganggap engkau
begitu penting? Ketika mendampingi orang yang sedang sekarat, yang telah
menyia-nyiakan Allah dan jiwa mereka sepanjang hidupnya, para pelayan Tuhan
harus mengarahkan orang itu untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, supaya
dia bisa berpulang bersama Kristus, karena tidak ada kata terlambat untuk
pertobatan sejati. Namun demikian, pertobatan sejati itu sering datang
terlambat, dan orang yang demikian akan mendapat apa yang dilakukan oleh
gadis-gadis bijaksana itu kepada yang bodoh, yaitu melakukan apa yang terbaik
sebisa mungkin dari yang buruk. Mereka hanya dapat mengatakan apa yang harus
dilakukan, kalau belum terlambat. Tetapi, bahayanya sungguh tak terkatakan,
karena tidak pasti apakah pintu masih terbuka atau tidak ketika mereka sampai.
Sebenarnya nasihat itu baik, bila dilakukan pada saat yang tepat, Lebih baik
kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Mereka yang menginginkan
anugerah harus mencari sumbernya dan meminta sarana-sarana anugerah itu (Yesaya
55:1).
6. Kedatangan mempelai laki-laki dan masalah perbedaan watak gadis-gadis
bijaksana dan bodoh.
Lihatlah apa yang terjadi.
a.
Akan
tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu.
Perhatikanlah, mereka yang menunda-nunda pekerjaan besar dalam kehidupan mereka
sampai saat terakhir, besar kemungkinan tidak akan memiliki waktu untuk
melakukannya. Memperoleh anugerah adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu dan
tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Sementara jiwa malang yang
tergeletak di atas ranjang sakit itu dibangunkan untuk bertobat dan berdoa,
kebingungan yang mengerikan melanda dia, karena tidak tahu harus mulai dari
mana atau apa yang harus dilakukan terlebih dulu, dan tiba-tiba datanglah kematian
itu, datanglah penghakiman, maka tidak tuntaslah apa yang sedang dikerjakan dan
binasalah jiwa yang malang itu selama-lamanya. Inilah yang akan terjadi ketika
kita harus pergi membeli minyak sementara kita sudah harus menyalakan pelitanya
sekarang; kita pergi mencari anugerah, sementara kita harus menggunakannya
sekarang. Datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, Tuhan Yesus kita akan datang
kepada umat-Nya pada hari yang mulia itu seperti seorang Mempelai Laki-laki. Ia
akan datang dalam kemegahan dan pakaian yang mewah, diiringi oleh
sahabat-sahabat-Nya. Sekarang Mempelai itu diambil dari kita, dan kita berpuasa
(Matius 9:15), tetapi nanti akan ada sebuah perayaan abadi. Kemudian Mempelai
itu akan menjemput pengantin perempuan-Nya, untuk berada di mana pun Ia berada
(Yohanes 17:24), dan akan Ia bergirang hati melihat mempelai perempuan-Nya (Yesaya
62:5).
b.
Mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin.
Perhatikanlah :
Pertama, dipermuliakan
selama-lamanya berarti pergi bersama Kristus ke ruang perjamuan kawin, berada
dalam kehadiran-Nya yang tiba-tiba, serta berada dalam persekutuan dan hubungan
yang paling akrab dalam keadaan perhentian, sukacita, dan kelimpahan kekal.
Kedua, mereka, dan hanya
mereka saja yang kemudian akan pergi ke sorga, yaitu mereka yang telah
mempersiapkan diri untuk sorga selama berada di dunia ini, yang dipersiapkan
untuk hal itu (2Korintus 5:5).
Ketiga, kematian yang
datang tiba-tiba, dan dengan demikian kedatangan Kristus kepada kita, tidak
akan menjadi halangan bagi kebahagiaan kita, kalau kita sudah terbiasa
mempersiapkan diri.
c. Lalu
pintu ditutup, seperti yang biasa dilakukan ketika semua tamu telah hadir,
yaitu mereka yang akan diakui. Lalu pintu ditutup.
Pertama, untuk mengamankan
mereka yang berada di dalam, yang sekarang dijadikan sokoguru di dalam Bait
Suci Allah kita, dan mereka tidak akan keluar lagi (Wahyu 3:12). Adam
ditempatkan di dalam taman Eden, tetapi pintunya dibiarkan tetap terbuka dan ia
pergi keluar lagi. Tetapi, ketika orang-orang kudus yang dipermuliakan
ditempatkan di Taman Firdaus sorgawi, pintunya ditutup.
Kedua, untuk memisahkan
mereka yang berada di luar. Keadaan orang-orang kudus dan orang-orang berdosa
akan tidak dapat diubah lagi, dan mereka yang berada di luar tetap akan berada
di luar selama-lamanya. Sekarang pintu itu sempit, namun tetap terbuka, tetapi
nanti akan ditutup dan dikunci, dan akan terbentang jurang yang tak
terseberangi. Hal ini sama seperti tertutupnya pintu bahtera ketika Nuh telah
berada di dalamnya, sehingga ia diselamatkan dan semua orang lainnya
ditinggalkan.
d. Gadis-gadis
bodoh itu datang ketika semuanya telah terlambat (Matius 25:11), Kemudian
datang juga gadis-gadis yang lain itu.
Perhatikanlah :
Pertama, ada banyak orang
yang akan berusaha masuk ke sorga ketika semuanya sudah terlambat. Sama seperti
Esau yang duniawi ditolak, ketika ia hendak menerima berkat itu. Allah dan
agama akan dipermuliakan oleh permohonan-permohonan yang terlambat itu,
meskipun demikian orang-orang berdosa tidak akan diselamatkan karena itu.
Permohonan doa yang sungguh-sungguh dan mendesak untuk menghormati Tuan, Tuan,
yang sekarang diremehkan orang-orang, akan segera digunakannya dan doa itu
tidak akan disebut sebagai doa orang yang berbicara dengan merengek-rengek.
Kedua, keyakinan
orang-orang munafik yang sebenarnya sia-sia itu akan membawa mereka sangat jauh
dari harapan kebahagiaan mereka. Mereka berharap dapat pergi ke gerbang sorga,
meminta agar diperbolehkan masuk, dan ternyata pintu itu tertutup bagi mereka.
Mereka menuju sorga dengan membawa kesombongan mereka bahwa keadaan mereka
baik-baik saja, tetapi ini justru menghempaskan mereka ke neraka.
e. Mereka
ditolak, seperti halnya Esau (Matius 25:12), aku tidak mengenal kamu.
Perhatikanlah, kita semua harus peduli mencari Tuhan selama Ia berkenan
ditemui, karena akan tiba saatnya Ia tidak berkenan ditemui. Saatnya ialah
ketika mereka berseru, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu," dengan
mengingat janji, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Tetapi sekarang
semua sudah terlambat. Hukuman itu dinyatakan dengan sungguh-sungguh, Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya, yang sama saja dengan bersumpah dalam
murka-Nya, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya. Hal itu
menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memutuskan dan membungkam mereka dengan
perkataan itu.
Terakhir, inilah
pelajaran yang ditarik dari perumpamaan ini (Matius 25:13), karena itu,
berjaga-jagalah. Perkataan ini telah kita baca sebelumnya (Matius 24:42), dan
di sini diulangi sebagai peringatan yang perlu mendapat perhatian kita.
Perhatikanlah :
1.
Tugas kita yang utama adalah berjaga-jaga, menjaga baik-baik jiwa kita dengan
rajin dan berhati-hati. Bangunlah dan berjaga-jagalah.
2.
Alasan yang baik untuk berjaga-jaga adalah karena kedatangan Tuhan kita sangat
tidak menentu, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Oleh karena
itu, setiap hari dan setiap saat kita harus siap sedia dan tidak menghentikan
kesiagaan kita pada hari apa pun dalam setahun, atau jam apa pun dalam sehari.
Tetapi takutlah engkau akan Tuhan setiap hari dan senantiasa.